Journey Wisata, Kuliner, Beauty, Bisnis, Tekno

Kala Inner Child Menyapa, Panggil Saja Cinta.

Hai Sobat koperwisata.com bagaimana? Apakah kehidupan sekarang baik-baik saja? Namun sayangnya sesuatu yang baik-baik saja bukan selalu berarti baik-baik saja lho. Karena banyak dari kita lebih suka mengubur dalam-dalam luka ke sudut yang tak terlihat dan menguncinya rapat-rapat.
Hingga ketika ada kesempatan keluar maka tiba-tiba ‘Duaaar” pecah serta hancur berkeping-keping tanpa ada sisa.

Semoga saja saya dan kita semua terhindari dari segala permassalahan inner child ya, hingga tidak ada lagi bayangan menakutkan dari masa lalu yang menghantui kehidupan kita.

Kala Inner Child Menyapa, Panggil Saja Cinta

Beberapa tahun yang lalu salah satu sahabat terbaik saya terkena guncangan hebat. Pernikahan yang akan dilangsungkanpun terancam gagal. Bukan karena calon suaminya melarikan diri, terpergok selingkuh ataupun tidak mampu untuk membayar uang jujuran atau uang panai. Bukan, bukan itu semua. Melainkan sahabat saya (panggil saja Cinta) tiba-tiba memutuskan secara sepihak batal menikah.

Pihak keluarga cowok sudah hampir putus asa. Mereka tahu betul bagaimana mbak Cinta, kalaupun dipaksa malah akan semakin hancur. Demi menenangkan keadaan mereka menghargai keputusan Cinta. Hingga perlahan-lahan, butuh waktu yang panjang, butuh ke psikiater juga Alhamdulillah mbak Cinta kembali bisa terlepas dari jeratan Inner child.

Ketakutan demi ketakutan yang sempat membuatnya mengubur kebahagiaan di masa depannya untungnya tidak berlangsung lama. Beruntung pihak calon suaminya cepat menyadari dan menyelamatkan di waktu yang tepat. Karena salah sedikit pasti akan berbeda lagi keadaannya.
Setiap kita Mungkin Saja punya luka Inner Child

Memiliki Inner Child bukanlah sesuatu yang harus membuat kita malu dan rendah hati. Tak mengapa kita pernah terluka, tak mengapa masa lalu kita pernah dihiasi dengan air mata yang diam-diam mengalir kala kita sendirian. Tak mengapa, kamu bukan sendirian.

Diluar sana bisa jadi banyak orang yang pernah merasakan inner child, hanya saja efeknya tiap orang berbeda-beda. Ada yang kuat, ada yang menguburnya dalam-dalam, ada yang membiarkan pergi dan tak menoleh lagi. Namun ada juga yang masih kuat bercokol di dalam hati.

Jadi ketika ada benturan ataupun ada kejadian yang menyulutnya akan membuatnya seolah tersadar hingga memprotect diri sedemikian rupanya. Mengunci rapat-rapat hingga tak mengizinkan orang luar membuka luka di hatinya yang sebenarnya sudah mengering menjadi basah lagi. Luka besar itu menganga lagi.

Solusi dari inner child

Sabtu, 19 maret 2022 beruntung sekali kemarin siang saya berkesempatan mengikuti webinar bersama teman-teman ISB dengan Dandiah Care. Disini saya jadi mengerti bahwa inner child ternyata berakibat panjang sekali. Luka lama yang kita terima di waktu kecil itu bisa jadi belum sembuh total meskipun kita sudah memasuki usia dewasa.

Parahnya lagi inner child ini juga mempengaruhi kepribadian dan cara bersikap seseorang ketika dewasa. Ada baiknya kita mengobati luka inner child kita dengan pengobatan yang tuntas. Dibalut perlahan-lahan, disembuhkan lukanya hingga hilang semua bekas luka. Karena tentu saja setiap luka itu ada obatnya kalau kita mau bersungguh-sungguh mengobatinya.

Inner child sendiri sebenarnya bukan melulu tentang luka. Namun ada kejadian-kejadian yang berulang hingga menyebabkan luka. Contohnya sering dibilangin gendut, item, ompong, kiting ataupun berbagai julukan lain yang membekas dan menjadikannya luka mendalam.

Atau banyak  terjadi akibat dari luka pengasuhan ketika hak kita sebagai anak tidak dipenuhi. Meski tidak elok rasanya ketika banyak orang yang mengatakan orang tua durhaka dll. bukan menyalahkan orang tua, orang yang membully kita melainkan kita yang harus mampu keluar dari lingkaran inner child sendiri bukan.yuks semangat. Jangan biarkan diri kita terus-terusan terpuruk oleh luka inner child, karena kita berhak Bahagia tanpa harus menyalahkan siapa-siapapun.

Tinggalkan sebuah komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *